Record Detail Back
Redesain Terminal Bandar Udara Abdulrachman Saleh (MLG) dengan Pendekatan Representasi Semiotika Arsitektur Kota Malang
Peningkatan kebutuhan transportasi udara di Indonesia kian meningkat, salah satunya di Kota Malang dengan Bandara Abdulrachman Salehnya. Presiden Joko Widodo mencanangkan perpanjangan landas pacu (runway) dari 2.500 meter menjadi 3.000 meter dan peningkatan status dari bandara domestik menjadi internasional. Dibutuhkan sebuah terminal penumpang baru, apalagi mengingat Bandara Abdulrachman Saleh sudah harus menampung 1,3 juta penumpang per tahun dari kapasitas 1,5 juta yang dapat diterimanya. Terminal baru tentunya harus dapat mewakili atau merepresentasikan kondisi arsitektur Kota Malang yang didominasi oleh bangunan kolonial, sebagaimana tertulis dalam Perda Kota Malang No. 1 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung. Perancangan didasari sejumlah literatur, beberapa di antaranya SKEP 347 tahun 1999, SNI 03-7046-2004, dan juga jurnal “Semiotika Dalam Arsitektur” karangan Agus Dharma pada tahun 2016. Terkait dengan proses representasi, dipelajari unsur 1) Bentuk, 2) Proporsi, 3) Bahan, dan 4) Warna agar pendekatan semiotika dapat diterapkan dalam perancangan Bandara Internasional Abdulrachman Saleh yang baru. Mengacu pada literatur dan pengolahan pada tapak, hasil perancangan Bandara Internasional Abdulrachman Saleh dapat menampung 2,3 juta penumpang (naik 57% dari kondisi eksisting) dan didesain dengan 1) Bentuk persegi dan segitiga; 2) Proporsi horizontal 1:1,4 dan vertikal 2,3:1; 3) Material Cangkang Beton dan Genteng Lembaran; 4) Warna Putih dan Terracota.
Oliver Kenny - Personal Name
Batch 3
NONE
Text
Indonesia
Podomoro University
2020
Jakarta
LOADING LIST...
LOADING LIST...