Record Detail Back

XML

Perancangan Gereja Kristen Injili untuk Anak Muda dengan Semiotika Kasih


Kemajuan zaman membawa perubahan, tren dan kebiasaan pun berubah. Generasi muda adalah generasi yang paling mempengaruhi perubahan ini. Salah satu faktornya adalah keunikan generasi ini dan juga jumlah demografisnya yang cukup banyak. Di Indonesia, generasi ini mencakup 33,75% dari keseluruhan jumlah penduduk. Oleh karena itu, generasi yang juga merupakan generasi penerus bangsa ini menjadi komponen penting. Akan tetapi, di gereja justru terjadi keterhilangan jumlah anak muda yang pergi ke gereja. Angkanya terus meningkat dari tahun ke tahun. Kau mini merasa gereja sudah tidak lagi relevan dengan kehidupannya sehari-hari dan beranggapan bahwa gereja terlalu kolot. Tentu, banyak faktor yang melatarbelakangi hal ini. Akan tetapi, dari sudut pandang arsitektur terdapat satu hal yang mencolok, yakni ketidakmampuan gereja untuk merepresentasikan zaman ini. Menyampaikan pesan dengan cara yang sesuai dengan anak muda ini. Pesan yang ingin disampaikan gereja dari zaman ke zaman beragam, namun semuanya bersumber dari Teologi Kristen. Untuk zaman sekarang, dengan menganalisa kecenderungan psikologis anak muda yang penuh dengan paradoks, maka pesan Teologi yang cocok untuk disampaikan adalah pesan kasih. Hal ini dikarenakan kasih dalam Kristen juga bisa dikategorikan sebagai paradoks, bagi yang kurang mengerti. Kasih juga adalah hakekat dari Allah Tritunggal dan merupakan hukum yang terutama dan yang utama. Pengorbanan Kristus di Kayu Salib adalah bentuk kasih yang paling murni. Dengan pengorbanan-Nya maka kita bisa mendapat anugerah keselamatan. Hal yang paling mendasar yang dipercayai oleh kaum Injili. Pesan kasih yang akan disampaikan di dalam desain akan disajikan dari berbagai perspektif, yang didasarkan pada beberapa ayat-ayat Alkitab. Akan tetapi, ada satu kunci utama penyampaian kasih ini, yaitu melalui bentuk massa bangunan yang melambangkan pengorbanan Kristus di Kayu Salib. Translasi dari pesan ini akan ditampilkan juga dalam paradoks-paradoks, sesuai dengan kecenderungan psikologis anak muda. Tujuannya adalah agar bangunan gereja tidak hanya menjadi wadah, namun menjadi alat bantu penyampaian Injil, khususnya dalam hal ini adalah generasi muda. Diharapkan juga dengan cara penyampaian yang sesuai ini, angka keterhilangan anak muda di gereja bisa menurun.
Batch 3
NONE
Text
Indonesia
Podomoro University
2020
Jakarta
LOADING LIST...
LOADING LIST...