Record Detail Back

XML

Perancangan Music Hall Berdasarkan Pendekatan Arsitektur Placemaking Di Jakarta Pusat


Bangunan music hall adalah ruang yang memenuhi aktivitas pelatihan, pembelajaran serta pengembangan diri yang bisa dirasakan oleh pengguna pemusik jalanan sebagai pencipta dan masyarakat sebagai penikmat musik. Sarana dan prasarana di ciptakan memenuhi kebutuhan pemusik jalanan sebagai kurang terfasilitasinya berupa tempat maupun atribut musik berupa piano, akordeon, gitar, biola maupun saxophone yang seharusnya ditemukan di gelanggang remaja. Akan tetapi, gelanggang remaja hanya berfokus pada aktivitas fisik seperti olah raga dan bela diri. Bangunan musik yang tersedia di Jakarta berbanding terbalik dengan potensi sumber daya pemusik yang semakin naik tiap tahunnya. Data juga didukung oleh peminat hiburan terbesar dalam subsektor Indonesia antara lain musik dan workshop yang mempengaruhi PDB Indonesia sebagai penyelenggaraan acara rutin tahunan. Permasalahan arsitektur berupa ruang yang tidak mendukung pemusik dari segi sarana dan kualitas arsitekturnya. Pendekatan arsitektur placemaking parameter comfort and image dapat menjadi standar untuk pembaharuan ruang inovatif, atraktif, nyaman dan semangat sehingga stimulus pengguna yang mendorong inovasi pemusik dalam pengembangan diri dan memiliki ruang berkarya yang lebih baik dan sempurna. Music hall bukan hanya sebagai tempat kursus, tetapi ruang akan memenuhi kebutuhan interaksi sosial agar mereka bisa berkembang dan berkarya secara bersama sama dan berkembang lebih baik. Kategori pengguna menyasar anak remaja di Jakarta Pusat sebagai potensi padatnya demografi dan kentalnya aspek kebudayaan yang bisa menjadi identitas yang kuat untuk menghadirkan ruang pemusik dan penikmat yang baik.
Marcello Rios - Personal Name
NONE
Text
Indonesia
Podomoro University
2023
Jakarta
LOADING LIST...
LOADING LIST...