Record Detail Back

XML

Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang sebagai Pengganti Agregat Halus Material Beton


Perkembangan sektor konstruksi di Indonesia memicu kebutuhan material beton yang terus meningkat dari angka 25,3 juta ton pada tahun 2015 menjadi 35 juta ton pada tahun 2017. Kebutuhan material beton akan berdampak kepada ketersediaan bahan campurannya, salah satunya adalah pasir. Pasir sebagai material beton dihasilkan dari proses penambangan. Pasir tidak dapat ditambang secara berlebihan untuk menjaga kestabilan alam agar terhindar dari terjadinya bencana. Salah satu upaya mengurangi eksploitasi sumber daya alam, inovasi alternatif yang mudah dan murah sebagai pengganti pasir perlu dikembangkan. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai pengganti pasir pada campuran beton adalah cangkang kerang. Cangkang kerang selama ini menjadi limbah yang tidak termanfaatkan secara maksimal. Padahal senyawa CaO yang terkandung pada cangkang kerang dapat meningkatkan kuat tekan beton. Namun sebagai bahan pengganti pasir, limbah cangkang kerang perlu diolah menjadi agregat halus. Dengan demikian ukuran yang relatif kecil dapat mengisi rongga-rongga kosong pada beton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan agregat halus cangkang kerang sebagai pengganti pasir dalam campuran beton. Jenis cangkang kerang dalam penelitian ini adalah Pinctada maxima. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen pembuatan benda uji beton. Empat jenis benda uji beton yang dikembangkan dengan kuat tekan beton rencana K-225 atau 18,68 MPa. Keempatnya yaitu benda uji normal (tanpa campuran agregat halus cangkang kerang) dan benda uji beton dengan substitusi agregat halus cangkang kerang sebagai pengganti pasir sebanyak 5%, 10%, dan 15%. Sebelum benda uji dibuat dilakukan pencucian agregat yang akan digunakan untuk menghilangkan lumpur yang terdapat pada permukaan batu dan pasir. Lumpur pada agregat akan mempengaruhi pada pengikatan material pada beton yang mengurangi kekuatan beton. Pengujian kekuatan beton dilakukan pada umur yang bervariasi, yaitu 14, 21, dan 28 hari untuk seluruh jenis benda uji. Pengujian kekuatan beton dilakukan dengan alat Compression Testing. Hasil pengujian pada ketiga umur beton memperlihatkan semakin tinggi umur beton maka kuat semakin besar. Selain itu hasil uji laboratorium juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kuat tekan beton dengan penggunaan agregat halus cangkang kerang. Uji kuat tekan beton juga menunjukkan bahwa dari ketiga persentase penggunaan agregat halus cangkang kerang persentase agregat halus cangkang kerang terbanyak yaitu 15% memberikan hasil kuat tekan yang paling besar. Penggunaan agregat halus cangkang kerang juga dapat mengurangi emisi CO2 yang dapat menyebabkan efek rumah kaca sebesar 0,538 kg/m3 beton dan mengurangi penggunaan pasir sebesar 134,34 kg/m3 beton. Penelitian ini menunjukkan bahwa limbah cangkang kerang yang digunakan sebagai pengganti pasir dalam campuran beton meningkatkan kuat tekan beton, mengurangi emisi CO2, dan mengurangi penggunaan pasir, sehingga dapat dikategorikan sebagai beton hijau atau beton ramah lingkungan.
NONE
Text
Indonesia
Podomoro University
2021
Jakarta
LOADING LIST...
LOADING LIST...