Record Detail Back

XML

Perancangan Kerangka Teknologi yang Adaptif Terhadap Disrupsi (Force Majeure) dalam Manajemen Proyek Konstruksi


Dalam mencapai tujuan proyek konstruksi perlu adanya suatu manajemen proyek yang baik. Salah satunya melalui penerapan suatu panduan yaitu PMBOK. Melalui bukunya, PMBOK edisi ke-6 terdapat 10 (sepuluh) area pengetahuan, yaitu manajemen integrasi, lingkup, jadwal, biaya, mutu, sumber daya, komunikasi, risiko, pengadaan dan pemangku kepentingan proyek. Kemudian area tersebut menjadi prinsip menjalankan manajemen proyek. Namun, terdapat berbagai tantangan dalam menjalankan suatu proyek konstruksi dan dapat menjadi suatu permasalahan utama dalam kegagalan proyek sehingga tujuan proyek tidak tercapai. Salah satunya adalah perubahan yang mendorong pelaku usaha konstruksi harus memiliki sikap untuk tetap waspada melalui adaptasi. Adaptasi dapat dilakukan dengan menerapkan teknologi dalam manajemen proyek. Oleh karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana kerangka teknologi yang adaptif terhadap perubahan radikal atau disrupsi yaitu COVID-19 dalam manajemen proyek konstruksi. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei melalui kuesioner. Hasil penelitian diolah menggunakan nilai RII (Relative Importance Index) terkait dengan intensitas penggunaan teknologi pada setiap area pengetahuan menunjukkan bahwa terdapat 3 (tiga) prioritas bentuk penggunaan teknologi yaitu prioritas pertama, kedua dan ketiga. Bentuk penggunaan teknologi dibagi menjadi 10 (sepuluh) kelompok, yaitu pengelola data, konferensi video, surat elektronik, penjadwalan, visualisasi desain, estimasi biaya, akuntansi, penyimpanan cloud, pengelola risiko dan analisis struktur. Sehingga dibentuklah suatu kerangka yang terdiri dari 2 (dua) bagian utama, yaitu area pengetahuan manajemen proyek dan bentuk penggunaan teknologi. Teknologi dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu yang tidak berubah dan yang berubah. Disrupsi telah mendorong teknologi untuk dilakukan secara bersamaan dan terintegrasi karena memiliki peranan yang berbeda namun saling mengikat satu sama lain. Sehingga penggunaan teknologi telah menjadi kesatuan untuk menyeimbangkan perubahan yang ada dan diharapkan dapat mengurangi risiko akibat disrupsi yang terjadi dalam proyek konstruksi.
Claresta - Personal Name
NONE
Text
Indonesia
Podomoro University
2022
Jakarta
LOADING LIST...
LOADING LIST...