Record Detail Back

XML

Identifikasi Preferensi Aplikasi Parameter Desain Bangunan Hijau oleh Pengembang Real Estate di Jabodetabek


Seiring dengan pesatnya perkembangan industri konstruksi real estate di Indonesia, polusi dan tingkat kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan konstruksi juga meningkat. Maka dari itu, diciptakan konsep bangunan hijau yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan energi dan risiko kerusakan lingkungan akibat kegiatan konstruksi. Meski konsep bangunan hijau telah dikenal di Indonesia sejak tahun 2009, namun ternyata pada tahun 2015-2017, hanya 30% gedung tinggi dan 5% perumahan yang merupakan bangunan hijau. Hal ini menunjukan masih rendahnya kesadaran dan ketertarikan pengembang real estate untuk menerapkan konsep bangunan hijau di Indonesia. Untuk itu, dilakukan penelitian kualitatif untuk mengetahui parameter bangunan hijau yang menarik dan menjadi preferensi pengembang, selaku pemilik proyek. Penelitian dilakukan dengan kegiatan wawancara terstruktur kepada pengembang real estate di Jabodetabek yang memiliki bangunan hijau tersertifikasi Greenship. Desain wawancara yang digunakan merupakan hasil studi literatur dan validasi pakar bangunan hijau. Dengan melakukan metode analisis deskriptif, ditemukan bahwa ada 3 parameter bangunan hijau yang menjadi referensi pengembang. Parameter tersebut antara lain adalah konservasi air, area hijau, dan teknologi penghemat energi. Ketiga parameter tidak hanya dianggap menarik, namun juga dianggap memberikan manfaat yang signifikan.
Erinna Aileen Chrestella - Personal Name
Batch 2
NONE
Text
Indonesia
Podomoro University
2019
Jakarta
LOADING LIST...
LOADING LIST...